BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Pengertian
Tes, Pengukuran, dan Evaluasi
Tes
adalah suatu alat yang digunakan untuk memperoleh data. Suatu tes dapat
dikatakan baik apabila memenuhi beberapa syarat, antara lain: 1) Valid yaitu
mengukur apa yang harus diukur sesuai dengan tujuan (ketepatan dalam
pengukuran), misalnya alat ukur untuk tinggi badan menggunakan stadiometer.
Poin ini dapat diketahui dari tingkat validitasnya. Validitas adalah derajat
ketepatan dalam pengukuran yang diwujudkan dalam bentuk angka, kisaran angkanya
± 1. Validitas sama dengan mengkorelasikan atau menghubungkan dua variabel
(gejala yang terjadi di lapangan) atau lebih, contohnya panjang lengan dengan
hasil lemparan. 2) Reliabel yaitu keajegan didalam pengukuran, diukur
berulang-ulang mendapatkan hasil yang sama (ketetapan). Kisaran angkanya lebih
besar, mendekati 1 yaitu 0,9 karena yang dikorelasikan sama. Maksudnya
menghubungkan variabel yang sama, misal panjang lengan, jadi yang dikorelasikan
adalah panjang lengan antara probandus 1,2,3 dan seterusnya. 3) Objektif yaitu
memberikan penilaian apa adanya tidak dipengaruhi variabel manapun (jumlahnya
lebih dari tiga). 4) Ada Pedoman Pelaksanaan artinya suatu tes tersebut harus
mempunyai tujuan, alat-alat yang digunakan, pelaksanaan atau langkah-langkah
yang akan dilalui dalam mengikuti suatu tes, serta mempunyai norma bagi umur
dan tingkat tertentu dalam penilaian. 5) Ekonomis artinya alat-alat yang
digunakan murah dan mudah didapat.
Pengukuran
adalah proses menggunakan alat tersebut untuk mendapatkan data. Pengukuran
dimaksudkan menentukan sifat, kemampuan, dan watak seseorang atau kelompok.
Nilai atau hasil pengukuran itu sendiri tidak berarti, dan baru berarti setelah
dinilai dan diinterpretasikan data yang ada. Evaluasi adalah pemberian pertimbangan,
makna, penilaian setelah data itu diambil. Pengukuran menentukan status,
sedangkan proses evaluasi menentukan arti tentang status itu.
(Referensi: Bambang Priyono Adi, M.Kes dalam Tes Pengukuran dan Evaluasi, 2008)
B.
Kebugaran Jasmani
Yang dimaksud dengan kebugaran jasmani
adalah melakukan aktifitas fisik tanpa mengalami kelalahan yang berarti serta
masih mampu melakukan aktivitas lainnya. Kebugaran jasmani ada dua yaitu yang berhubungan dengan kesehatan meliputi:
1.
Daya
tahan paru jantung, yakni kemampuan paru jantung mensuplai oksigen untuk kerja
otot dalam jangka waktu lama.
2.
Daya
tahan otot adalah kemampuan otot melakukan serangkaian kerja dalam waktu yang
lama.
3.
Kelentukan
adalah kemampuan persendian bergerak secara leluasa.
4.
komposisi
tubuh adalah perbandingan berat tubuh berupa lemak dengan berat tanpa lemak ang
dinyatakan dalam persentase lemak tubuh.
Yang berhungan
dengan ketrampilan yaitu kecepatan, power, kelincahan, koordinasi, waktu
reaksi, kecepatan, daya tahan otot, keseimbangan
(Referensi: Bambang Priyono Adi, M.Kes dalam Tes Pengukuran dan Evaluasi, 2008)
BAB II
PEMBAHASAN
A.
TES
KEBUGARAN JASMANI BERHUBUNGAN DENGAN KESEHATAN
1.
Tes
Kelelahan dari Foster
Tes dari Foster
ini bertujuan untuk menentukan atau bagaimana keadaan jantung setelah melakukan
latihan ringan. Apabila dalam bentuk latihan ringan frekuensi jantung tambah
dengansepanjang kondisi anak tersebut tidak baik.
Alat-alat :
stopwatch, pensil dan kertas blanko
Pelaksanaan :
Langkah
I:
Dalam sikap berdiri denyut nadi diambil selama 30 detik. Kalau tidak tenang
(nervous) diambil dalam waktu yang lebih lama lagi. Jumlah dalam waktu 1 menit
dihitung sebagai dalam table 3.
Langkah
2:
lari ditempat selama 30 detik dengan 180 derajat step per menit (30 detik
dengan 90 step). Setelah lari terus mengambil sikap berdiri seenaknya; lalu D.P
diambil dengan segerasetelah 5 detik atau 15 detik sampai pengetes bisa
mengambil lebih baik. Jumlah dalam 1 menit dihitung sebagai B.
Langkah
3:
setelah anak coba berdiri dengan enak selama 45 detik D.P diambil lagi dan
jumlah per menit catat sebagai C.
Langkah
4:
untuk menentukan hasilnya dapat dilihat dalam table 3. 15 adalah nilai maksimal
yang mungkin dapat dicapai.
Tabel III
Table Poster Untuk Efisiensi Jasmani
A
D.P sebelum Test
|
Perbedaan D. P Sebelum dan segera
setelah test (B-A)
|
Perbedaan D.P sebelum dan setelah test
(C-A) 45 detik
|
||
Nilai
|
Perbedaan
|
Nilai
|
Perbedaan
|
Nilai
|
100- kurang 0
|
||||
101-105 -1
|
||||
106-110 -2
|
0 - 20
|
15
|
||
111-115 -3
|
21 - 30
|
13
|
5
|
-1
|
116-120 -4
|
31 - 40
|
11
|
6 - 10
|
-2
|
121-125 -5
|
41 - 50
|
9
|
11 - 15
|
-3
|
126-130 -6
|
51 - 60
|
7
|
16 - 20
|
-4
|
131-135 -7
|
61 - 70
|
5
|
21 - 25
|
-5
|
(Referensi: Buku Moeslim, Tes Dan Pengukuran Jilid I)
Contoh
: Seorang anak dalam sikap berdiri D. P. 76 dilihat
pada A dapat nilai 0. Denyut Pulse segera setelah melakukan latihan ringan 106,
sehingga perbedaannya adalah 106 - 76 = 30; untuk ini memperoleh nilai 13
(B-A). Setelah berdiri selama 45 detik denyut Pulse menjadio 86, sehingga C-A =
10; dalam tabel memperoleh nilai -2. Jadi tingkat efisiensi jasmaninya adalah
0+13+(-2)=11.
Kriteria penilaian
Table Klasifikasi Tes Foster
Interval
|
Kategori
|
(-3) – (-1)
|
Kurang
|
0 -3
|
Cukup
|
4 – 7
|
Baik
|
8 – 11
|
Baik sekali
|
12 -15
|
Sempurna
|
Contoh
Hasil Tes Foster
Nama :
Bramuaji Cahya
Umur :
21
DN awal :
74
Step : 72
DN 15 dtk : 132
DN
45 dtk : 90
Perhitungan
: 3
Kriteria : Cukup
Analisis
: dalam
tes foster testee tergolong cukup,
tetapi langkah belum mencapai 90/ detik. Penurunan denyut nadi setelah
melakukan latihan dan istirahat, ternyata mendekati DN awal, sehingga dalam
perhitungan semua kelompok yang mengikuti tes, testee Bramuaji Cahya dinyatakan
berkategori cukup. Dibandingkan dengan perhitungan masing-masing anggota
dalam kelompoknya, testee Bramuaji Cahya
paling baik karena anggota yang lain berkategori kurang.
2.
Tes
Kelelahan dari Calson
A.
Tujuan :
Tes
kurva kelelahan Carlson adalah bertujuan untuk menguji tekanan terberat pada
tiap-tiap individu. Carlson merasa tes fisik yang baik banyak persyaratannya
untuk menampakkan kondisi fisiknya yang dialaminya.
B.
Cara Pelaksanaan :
Kurva
kelelahan secara umum dalam fisiologis, yang mana kemampuan fisik titik tidak mampu lagi
digunakan pada pertengahan latihan. Pelaksanaanya yaitu peserta harus berlari
secepat mungkin selama 10 detik dalam tiap sessi (babak) dengan diselingi waktu
istirahat selama 10 detik. Peserta melakukan sebanyak 10 sesi (babak) dengan 10
detik tiap sessinya dan mengambil denyut nadi untuk 10 detik kemudian dikalikan
6, dan mencatat denyut nadi:
1.
Sebelum latihan, peserta duduk pada lantai
atau tanah.
2.
10 detik setelah latihan.
3.
2
menit setelah latihan
4.
4
menit setelah latihan
5.
6
menit setelah latihan.
Dalam
melaksanakan lari, harus diperhatikan menaikkan kaki dan menurunkan kaki
secukupnya pada lantai secepat mungkin dia dapat melakukannya selama 10 detik.
Subjek hanya menghitung jumlah dari menapaknya kaki kanan pada lantai, dan
mencatat tiap-tiap sessi (babak) latihan. Kemudian jumlah seluruhnya dari
tiap-tiap sessi dijumlahkan untuk mengetahui hasil akhirnya.
C.
Alat: stop watch, bolpoin, dan buku catatan
D.
Penilaian
Penilaian
dari tes ini meliputi jumlah dari kedua nilai yaitu: dari menapaknya kaki kanan
pada lantai selama tiap-tiap 10 sessi (babak) latihan, dan denyut nadi yang
dinyatakan pada pembahasan diatas. Kelelahan disebabkan menurunnya jumlah
tiap-tiap sessi jika peserta telah melakukannya dengan seluruh tenaga. Jika
tiap sessi sedikit menunjukkan melemahnya repetisi dari data sessi sebelumnya,
ada kesalahan tiap sessi sekarang atau kurang penerapan pada peserta.
(Referensi: Buku Moeslim, Tes Dan Pengukuran Jilid I)
Contoh
Hasil Pengukuran Tes Kelelahan dari Calson :
Nama : Bramuaji Cahya
Denyut Nadi Awal` : 76 per menit
Setelah Latihan
NO
|
JUMLAH LANGKAH
|
DENYUT NADI
|
1
|
20
|
114
|
2
|
24
|
144
|
3
|
27
|
156
|
4
|
28
|
162
|
5
|
26
|
168
|
6
|
27
|
174
|
7
|
27
|
180
|
8
|
25
|
180
|
9
|
27
|
180
|
10
|
30
|
192
|
Keterangan: Istirahat 2
menit 20 x 6 = 120
4 menit 19 x 6 = 114
6 menit 13
x 6 = 78
Grafik Column
Hasil Pengukuran Denyut Nadi Setelah Melakukan Tes Carlson
Analisis : pada inning ke 7 masuk ke 8 teste mulai
kelelahan. Dapat dilihat dari jumlah langkah yang menurun tetapi denyut nadi
masih tetap tinggi. Tetapi pada inning 10 langkah meningkat namun disertai
denyut nadi yang sangat tinggi.ada kesalahan karena tiap sesi menunjukkan
jumlah repetisi atau langkah yang naik turun. Ini berarti testee tidak
melakukan tes dengan seluruh tenaga.
E.
Keuntungan
Diantara keuntungan dari tes kurva
kelelahan Carlson adalah:
1.
Tes
dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun dengan peralatan yang minimum.
2.
Dengan jumlah yang besar, subjek dapat
menguji hanya dalam waktu 10 menit.
3.
Merupakan alat tes yang baik dalam
metode evaluasi.
4.
Merupakan sebuah latihan pengkondisian.
5.
Sebagian besar teste dapat dites dalam
waktu sepuluh menit.
Indeks
Presentase dari kondisi table evaluasi Carlson
- Lingkari angka evaluasi yang terdekat dari jumlah kalinya kaki kanan yang menyentuh lantai untuk kesepuluh Inning.
- lingkari angka evaluasi yang terdekat dari jumlah kelima penghitungan denyut nadi dalam tabel.
- Jumlahkan kedua angka evaluasi dan cari jumlah angka evaluasi tersebut dalam table evaluasi indeks kondisi
Tabel Evaluasi Jumlah
Kalinya Kaki Kanan Menyentuh Lantai Sepuluh Inning dan Jumlah Denyut Nadi untuk
5 Penghitungan
Jumlah Langkah 10
Inning
|
Angka Evaluasi
|
Jumlah Denyut
Nadi 5 kali Pengambilan
|
Angka Evaluasi
|
Kuranng dari 140
|
14
|
Kurang dari 350
|
1
|
140 – 170
|
13
|
350 – 375
|
2
|
171 – 200
|
12
|
376 – 400
|
3
|
201 – 230
|
11
|
401 – 425
|
4
|
231 – 260
|
10
|
426 – 450
|
5
|
261 – 290
|
9
|
451 – 475
|
6
|
291 – 320
|
8
|
476 – 500
|
7
|
321 – 350
|
7
|
501 – 525
|
8
|
351 – 380
|
6
|
526 – 550
|
9
|
381 – 410
|
5
|
551 – 575
|
10
|
411 – 440
|
4
|
576 – 600
|
11
|
441 – 470
|
3
|
601 – 625
|
12
|
471 – 500
|
2
|
626 – 650
|
13
|
Lebih dari 500
|
1
|
Lebih dari 650
|
14
|
Tabel Evaluasi Indeks
Kondisi
Jumlah Evaluasi Dalam
Persen (%)
|
Kategori
|
Jumlah Evaluasi Dalam Persen (%)
|
Kategori
|
||
2
3
4
5
|
97
95
93
91
|
Baik Sekali
|
16
|
69
|
Perlu Aktivitas
|
17
|
67
|
||||
18
|
65
|
||||
19
|
63
|
||||
6
7
8
9
10
|
89
87
85
83
81
|
Baik
|
20
|
61
|
Pertanyaan! Perlu
Diselidiki
|
21
|
59
|
||||
22
|
57
|
||||
23
|
55
|
||||
24
|
53
|
||||
11
12
13
14
|
79
77
75
73
|
Cukup
|
25
|
51
|
Jelek! Perlu Pemeriksaan
Dokter
|
26
|
49
|
||||
27
|
47
|
||||
28
|
45
|
||||
15
|
71
|
Sedang/Rata-rata
|
B. TES KESEMAPTAAN ABRI
Macam, Susunan dan
Kegunaan Tes
Tes
Kesamaptaan Jasmani ABRI merupakan suatu Battery Tes yang terdiri dari:
a.
Battery Tes ke-I disebut “Tes Samapta A”
adalah tes lari 12 menit (aerobic dari Cooper)
b.
Battery Tes ke-II disebut “Tes Samapta
B” yang terdiri dari:
1.
Pull Up maksimal
1 menit
2.
Squat Jump maksimal 1 menit
3.
Push Up maksimal
1 menit
4.
Sit Up maksimal
1 menit
5.
Shuttle Run maksimal 1 menit
c.
Komponen- komponen Kesamaptaan Jasmani
yang diukur
1)
Daya Tahan (Endurance)
2)
Kekuatan (Strength)
3)
Kecepatan (Speed)
4)
Kelincahan (Agility)
5)
Koordinasi (Coordination)
d.
Kegunaan tiap-tiap macam kegiatan Tes:
1)
Tes
lari 12 menit
Ditujukan untuk
mengukur daya tahan (endurence)
a)
Daya tahan otot (muscular endurence)
b)
Daya tahan kerja jantung, peredaran
darah, dan pernafasan (Cardio – Respiratory Endurance).
2)
Tes
Samapta B
a)
Pull Up : ditempuh untuk mengukur
kekuatan dan daya tahan otot lengan.
b)
Squat Jump : ditempuh untuk mengukur kekuatan
dan daya tahan otot kaki serta keseimbangan dan koordinasi.
c)
Push Up : ditempuh untuk mengukur
kekuatan dan daya tahan otot lengan
d)
Sit Up : ditempuh untuk mengukur
kekuatan dan daya tahan otot perut
e)
Shuttle Run : (6X10 meter) ditujukan
untuk mengukur kelincahan, koordinasi, kecepatan, ketepatan, dan cara mengubah
arah.
3)
Interval
waktu
Setelah Tes A dilakukan, Testee
diberi waktu istirahat selama 10 sampai15 menit baru boleh melakukan Tes B.
interval waktu tiap item pada Tes B adalah 5 sampai 10 menit tiap orang.
Petunjuk
Tehnik Tes:
1.
Lari
lapangan 12 menit
Alat : Stop Watch, alat
tulis, formulir, peluit, kapur, lintasan lari 400 m
Pelaksanaan
:
teesti siap dibelakang garis start dengan sikap berdiri. Setelah ada aba-aba
dari starter, lari secepat mungkin selama 12 menit. Pada saat 12 menit habis,
peluit ditiup dan semua teesti harus berhenti ditempat. Penghitung keliling
mendekati teesti dan mencatat jumlah jarak yang ditempuh oleh teesti.
Penilaian : yang dinilai adalah
jarak yang ditempuh oleh teesti.
2.
Pull-Up
Alat
: Stop Watch,
palang besi yang diletakkan setinggi 2,5 m.
Pelaksanaan : teesti
menggantung dengan sikap tapak tangan menghadap kemuka ibu jari dibawah palang.
Teesti mengangkat badan keatas sehingga dagu melewati palang dan terletak
diatasnya, tidak boleh dengan cara sentakan.
Penilaian
: yang
dinilai adalah banyaknya mengangkat yang syah
3.
Push-Up
Alat
: Stop Watch,
alat-alat tulis
Pelaksanaan
: teesti
tiarap kedua tangan dibawah bahu, kedua lengan dibengkokkan disamping badan.
Kedua kaki lurus kebelakang dengan ujung-ujung jari terletak pada lantai
sehingga kaki tegak lurus dengan tumit.
Jarak kaki selebar bahu. Testi meluruskan kedua lengannya sehingga badan
terangkat keatas, punggung harus agar terus menerus segaris dengan kepala dan
kedua kaki. Turunkan badan dengan membengkokkan lengan sehingga dada menyentuh
lantai.
Penilaian
: yang dicatat
dan dinilai adalah jumlah gerakan yang benar
4.
Sit-Up
Alat
: Stop Watch,
alat-alat tulis
Pelaksanaan :
teesti berbaring terlentang dengan kedua kaki lurus terbuka ± 40 cm, kedua
tangan diletakkan dibelakang kepala dengan jari-jari berpegangan dan yang lain
membantu memegangi kaki. Gerakannya yatu teesti bangun dan menyentuhsiku kiri
pada lutut kanan, terlentang lagi sperti sikap semula. Bangun dan menyentuhkan
siku kanan pada lutut kiri dan seterusnya.
Penilaian
: yang dinilai
adlah banyaknya melakukan.
5.
Shuttle-Run
Alat
: lapangan,
tonggak atau cone, kapur tanda batas, stop watch, alat tulis, peluit.
Pelaksanaan : teesti
mengambil sikap start berdiri dibelakang garis start disebelah kanan tonggak
atau cone. Setelah dengar bunyi peluit atau aba-aba “Ya” teesti mulai lari
menuju tonggak yang didepannya hingga melalui tonggak tersebut, berbalik
kembali. Pada tiap melalui tonggak, tonggak pertama selalu berada disebelah
kiri dan juga pada waktu meninggalkan tonggak, tonggak kedua selalu berada
disebelah kanan. Dengan patokan lari tersebut membentuk angka delapan, jaraknya
10 m. jumlah jarak yang ditempuh adalah 60 m yang berarti melakukan 3 gerakan
bolak-balik.
Penilaian
: prestasi
diambil dalam waktu detik.
(Referensi:
Staf Personil,
Pembinaan Manusia Dan Pendidikan Hankam. (1975). Buku Petunjuk Lapangan Dan
Buku Petunjuk Tehnik Latihan Binjas Abri Untuk Satuan Lapangan Abri. Cetakan
Kedua hal 139-151)
Kriteria
penilaian
Table Klasifikasi Tes Military
Interval
|
Kategori
|
386 – 438
|
Sempurna
|
333 – 385
|
Baik sekali
|
280 – 332
|
Baik
|
227 – 279
|
Cukup
|
174 – 226
|
Kurang
|
Tabel kriteria
ini dibuat berdasarkan nilai terendah dan tertinggi peserta tes, karena dalam
buku sumber belum mencantumkan criteria penilaian dan hanya mencantumkan nilai
T.
Hasil
Military Tes
Nama :
Bramuaji Cahya
Umur :
21
Lari 12 mnt : 2000 (29)
Pull Ups 1 mnt : 1 (14)
Push Ups 1 mnt :
23 (58)
Sit
Ups 1 mnt : 30 (76)
Shuttle
Run 6X10 mtr : 18’16 (73)
T
Score total :
250 kategori : ( cukup)
Analisis : Teste dalam keseluruhan
tes dari semua kelompok yang mengikuti tes dinyatakan cukup, namun hasil yang
sangat buruk pada salah atu item tes yaitu
pull up. Ini karena daya tahan otot lengan yang rendah yang disebabkan
kurangnya latihan pa otot-otot tangan. Jika dibandingkan dengan anggota dalam
kelompoknya berkategori kurang.
C. TKJI
TES
KESEGARAN JASMANI INDONESIA ( TKJI )
Tes kesegaran jasmani Indonesia dibedakan antara
putera dan puteri
Untuk
putera terdiri dari :
1.
Lari cepat 60 meter,
2.
Gantung angkat tubuh 60 detik,
3.
Baring duduk atau Sit – up 60 detik,
4.
Loncat tegak, dan
5.
Lari 1200 meter.
Untuk
puteri terdiri dari :
1.
Lari cepat 60 meter,
2.
Gantung siku tekuk,
3.
Baring duduk atau Sit – Up 60 detik,
4.
Loncat tegak,
5.
Lari 1000 meter.
v Kegunaan tes
TKJI dipergunakan untuk mengukur
dan menentukan tingkat kesegaran jasmani.
v Alat dan fasilitas
1.
Lintasan lari ( lapangan yang datar dan
tidak licin ),
2.
Stopwatch, bendera start, formulir tes,
peluit, alat tulis, penghapus
3.
Papan berskala untuk loncat tegak,
serbuk kapur
v Ketentuan pelaksanaan
1.
TKJI ini merupakan satu rangkaian tes,
oleh karena itu semua butir tes harus dilaksanakan secara berurutan dan tidak
terputus-putus.
2.
Urutan pelaksanaan tes sebagai berikut :
Pertama : Lari cepat 60 meter
Kedua : - Gantung ankat tubuh untuk
putera
-
Gantung siku tekuk untuk puteri
Ketiga : Baring duduk atau Sit – Up 60 detik
Keempat : Loncat tegak
Kelima : - Lari 1200 meter untuk
putera
- Lari 1000 meter untuk puteri
PETUNJUK
PELAKSANAAN TES
- Lari 60 meter
a.
Tujuan : Tes ini bertujuan untuk
mengukur kecepatan.
b.
Alat dan fasilitas terdiri dari :
1.
Lintasan lurus, datar, rata, tidak
licin,
2.
Bendera start, peluit, stop watch, dan
alat tulis
c.
Petugas tes : petugas keberangkatan dan
pengukur waktu merangkap pencatat hasil
d.
Pelaksanaan
1)
Sikap permulaan : Peserta tes berdiri di
belakang garis start.
2)
Gerakan
a)
Pada aba-aba “SIAP” peserta tes
mengambil sikap start berdiri, siap untuk lari,
b)
Pada aba-aba “ YA” peserta tes lari secepat mungkin
menuju garis finish, menempuh jarak 60 meter.
3)
Lari masih bisa diulang apabila :
a.
Pelari mencuri start,
b.
Pelari tidak melewati garis finish, dan
c.
Pelari terganggu dengan pelari yang
lain.
4)
Pengukuran waktu
Pengukuran
waktu dilakukan mulai saat bendera start diangkat sampai pelari tepat melewati
garis finish.
e.
Pencatat hasil
a)
Hasil yang dicatat adalah waktu yang
dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 60 meter, dalam satuan waktu detik.
b)
Waktu dicatat satu angka di belakang
koma.
- Tes Gantung Angkat Tubuh Untuk Putera, Dan Tes Gantung Siku Tekuk Untuk Puteri
a.
Tes gantung angkat tubuh 60 detik,
untuk putera
1.
Tujuan : Tes ini bertujuan untuk
mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan otot bahu.
2.
Petugas tes : Pengamat waktu, Penghitung
gerakan dan merangkap pencatat hasil
3.
Pelaksanaan
1.
Sikap permulaan
Peserta berdiri dibalakang palang
tunggal. Kedua lengan berpegangan poada palang tunggal selebar bahu. Pegangan
telapak tangan menghadap kearah letak kepala.
2.
Gerakan
1.
Mengangkat tubuh dengan membengkokkan
kedua lengan, sehingga dagu menyentuh atau berada diatas palang tunggal,
kemudian kembali ke sikap permulaan. Gerakan ini dihitung saku kali.
2.
Selama melakukan gerakan, mulai dari
kepala sampai ujung kaki tetap lurus.
3.
Gerakan ini dilakukan secara
berulang-ulang, tanpa istirahat sebanyak mungkin selama 60 detik.
3.
Angkatan dianggap gagal dan tidak
dihitung apabila :
a)
Pada waktu mengangkat badan, peserta
melakukan gerakan mengayun,
b)
Pada waktu mengangkat badan, dagu tidak
menyentuh palang tunggal, dan
c)
Pada waktu kembali kesikap permulaan
kedua lengan tidak lurus.
4.
Pencatatan hasil
a.
Gerakan yang dihitung adalah angkatan
yang dilakukan dengan sempurna
b.
Gerakan yang dicatat adalah jumlah (
frekuensi ) angkatan yang dapat dilakukan dengan sikap sempurna tanpa istirahat
selama 60 detik.
c.
Peserta yang tidak dapat melakukan tes
angkat tubuh ini, walaupun telah berusaha diberi nilai Nol ( 0 ).
b.
Tes gantung siku tekuk untuk puteri
1.
Tujuan : Tes ini bertujuan untuk
mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan otot bahu.
2.
Pelaksanaan : Palang tunggal dipasang
dengan ketinggian sedikit diatas kepala peserta
a.
Sikap permulaan : Peserta berdiri
dibawah palang tunggal kedua tangan berpegangan pada palang tunggal selebar
bahu, pegangan telapak tangan mengahadap kebelakang.
b.
Gerakan : Dengan bantuan tolakan kedua
kaki, peserta melompat keatas sampai mencapai sikap bergantung siku tekuk, dagu
berada diatas palang tunggal. Sikap tersebut dipertahankan selama mungkin.
- Baring Duduk Atau Sit – Up 60 Detik
a.
Tujuan
Tes
ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut.
b.
Alat dan fasilitas tediri dari :
1)
Lantai atau lapangan yang datar,
2)
Stopwatch,
3)
Alat tulis,
4)
Alas / tikar / matras jika diperlukan.
c.
Petugas tes terdiri dari : Pengamat
waktu, Penghitung gerakan merangkap pencatat hasil
d.
Pelaksanaan
1.
Sikap permulaan
a)
Berbaring terlentang dilantai atau
rumput, kedua lutut ditekuk dengan sudut lebih kurang 90 derajat, kedua tangan
jari-jarinya berselang selip diletakkan dibelakan kepala atas.
b)
Petugas / peserta lain memegang atau
menekan kedua pergelangan kaki, agar kaki tidak terangkat.
2.
Gerakan
a)
Gerakan aba-aba “YA” peserta bergerak
mengambil sikap duduk sehingga kedua sikunya menyentuh kedua paha kemudian
kembali kesikap permulaan,
b)
Gerakan ini dilakukan berulang-ulang
secara cepat tanpa istirahat, selam 60 detik.
Catatan :
1)
Gerakan tidak dihitung jika tangan
terlepas sehingga jari-jarinya tidak terjalin lagi,
2)
Kedua siku tidak sampai menyentuh paha
dan
3)
Mempergunakan sikunya untuk membantu
menolak tubuh.
e.
Pencatatan hasil
1)
Hasil yang dihitung dan dicatat adalah
jumlah gerakan baring duduk yang dapat dilakukan dengan sempurna selam 60 detik
2)
Peserta yang tidak mampu melakukan tes
baring duduk ini, diberi nilai Nol ( 0 )
- Loncat Tegak
a.
Tujuan
Tes
ini bertujuan untuk mengukur daya ledak atau tenag eksplosif
b.
Alat dan fasilitas terdiri dari :
1)
Papan berskala Cm, warna gelap,
berukuran 30 x 150 cm, dipasang pada dinding yang rata-rata atau tiang.
2)
Jarak antara lantai dan angka Nol ( 0 )
pada skala yaitu 150 cm
3)
Serbuk kapur, penghapus papan tulis,
alat tulis
c.
Petugas tes : Pengamat dan pencatat
hasil
d.
Pelaksanaan
1.
Sikap permulaan
a)
Terlebih dahulu ujung jaru tangan
peserta diolesi dengan serbuk kapur.
b)
Peserta berdiritegak dekat dinding, kaki
rapat, papan skala berada disamping kiri atau kanannya. Kemudian tangan yang
dekat dinding diangkat lurus keatas, telapak tangan ditempelkan pada papan
berskalal sehingga meninggalkan bekas raihan jarinya .
2.
Gerakan
a)
Peserta mengambil awalan dengan sikap
menekukkan lutut dan kedua lengan diayun kebelakang. Kemudian peserta meloncat
setinggi mungkin sambil menepuk papan dengan ujung jari sehinggga menimbulkan
bekas.
b)
Lakukan tes ini sebanyak 3 kali tanpa
istirahat atau diselingi oleh peserta yang lain.
e.
Pencatatan hasil
1)
Raihan tegak dicatat,
2)
Ketiga raihan tegak loncat dicatat,
3)
Raihan loncatan tertinggi dikurangi
raihan tegak.
- Lari 1200 Meter Untuk Putera Dan 1000 Meter Untuk Puteri
a.
Tujuan : Tes ini bertujuan untuk
mengukur daya tahan jantung, peredaran darah dan pernapasan.
b.
Alat dan fasilitas terdiri dari :
1)
Lintasan lari 1200 meter untuk Putera
dan 1000 meteruntuk Putri,
2)
Stopwatch, bendera start, peluit, dan
alat tulis
c.
Petugas tes terdiri dari atas :
Petugas keberangkatan, Pengukur waktu,
Pencatat hasil
d.
Pelaksanaan
1.
Sikap permulaan : Peserta berdiri
dibelakang garis start.
2.
Gerakan
a)
Pada aba-aba “SIAP” peserta mengambil
sikap start berdiri, siap untuk lari.
b)
Pada aba-aba “YA” peserta lari menuju
garis finish, menempuh jarak 1200 meter untuk putera dan 1000 meter untuk
puteri.
Catatan
:
1)
Lari diulang bila mana ada pelari yang
mencuri start.
2)
Lari diulang bila mana pelari tidak
melewati garis finish.
e.
Pencatatan hasil
1)
Pengambilan waktu dilakukan mulai saat
bendera diangkat sampai pelari tepat melintasi garis finis.
2)
Hasil yang dicatat adalah waktu yang
dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 1200 meter untuk putera dan 1000 meter
untuk puteri. Waktu dicatat dalam satuan menit dan detik.
Tabel
Nilai
TES
KESEGARAN JASMANI INDONESIA
Untuk
putera
Nilai
|
Lari
60 meter
|
Gantung
angkat tubuh
|
Baring
duduk 60 detik
|
Loncat
tegak
|
Lari
1200 meter
|
Nilai
|
5
|
S.d
–
7,2”
|
19 Keatas
|
41 Keatas
|
73 Keatas
|
s.d
– 3’14”
|
5
|
4
|
7.3” – 8,3”
|
14 – 18
|
30 – 40
|
60 – 72
|
3’15” – 4’25”
|
4
|
3
|
8,4” – 9,6”
|
9 – 13
|
21 – 29
|
50 – 59
|
4’26” – 5’12”
|
3
|
2
|
9,7” – 11,0”
|
5 – 8
|
10 – 20
|
39 – 49
|
5’13” – 6’33”
|
2
|
1
|
11,1” dst
|
0 - 4
|
0 – 9
|
38 dst
|
6’34” dst
|
1
|
Tabel
Nilai
TES
KESEGARAN JASMANI INDONESIA
Untuk
puteri
Nilai
|
Lari
60 meter
|
Gantung
siku tekuk
|
Baring
duduk 60 detik
|
Loncat
tegak
|
Lari
1000 meter
|
Nilai
|
5
|
S.d
– 8,4”
|
41” keatas
|
28 Keatas
|
50 Keatas
|
S.d
– 3’53”
|
5
|
4
|
8,5” – 9,8”
|
22” – 40”
|
20 – 28
|
39 – 49
|
3’53” – 4’56”
|
4
|
3
|
9,9” – 11.4”
|
10” – 21”
|
10 – 19
|
31 – 38
|
4’57” – 5’58”
|
3
|
2
|
11,5” – 13,4”
|
3” – 9”
|
3 – 9
|
23 – 30
|
5’59” – 7’23”
|
2
|
1
|
13,5” dst
|
0” – 2”
|
0 – 2
|
22 dst
|
7’24” dst
|
1
|
- Table norma
NORMA
TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA
Untuk
Putera dan puteri
No
|
Jumlah
nilai
|
Klasifikasi
|
1.
|
22 – 25
|
Baik sekali
( BS )
|
2.
|
18 – 21
|
Baik ( B )
|
3.
|
14 – 17
|
Sedang ( S )
|
4.
|
10 – 13
|
Kurang ( K )
|
5.
|
5 – 9
|
Kurang sekali (
KS )
|
Contoh Hasil Tes TKJI
Nama :
Bramuaji Cahya
Umur : 21
·
Lari 60 meter : 09’52” (3)
·
Gantung Angkat Tubuh : 1 (1)
·
Sit Up :
22 (3)
·
Lari 1200 meter : 7’39 (1)
·
Loncat tegak : (2)
-
Awalan :
227 cm
-
Loncatan I : 267 cm
-
Lomcatan II : 265 cm
-
Loncatan III : 268 cm
·
Nilai total : 10
Kategori : Kurang
Analisis:
Teste
Bramuaji Cahya secara keseluruhan dari semua kelompok yang mengikuti tes
termasuk kurang. Karena pencapaian nilai pada tes gantung angkat tubuh dan lari
1200 meter sangat rendah. Hasil ini disebabkan teste saat mengikuti tes TKJI baru senbuh dari sakit. Selain itu juga daya
tahan otot lengannya memang kurang bagus. Jika dibandingkan dengan anggota
dalam kelompoknya teste juga berkategori kurang.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
dari hasil tes yang dilakukan saat mengikuti kuliah Tes Pengukuran dan Evaluasi, banyak sekali nahasiswa yang nilai tesnya apabila dikonversikan terhadap
norma yang ada ini kurang bagus. Ini bisa disebabkan oleh banyak factor baik
dari dalam diri individu sendiri ataupun dari luar, missalnya ketidak seriusan
saat melakukan tes, tingkat kebugaran jasmani rendah, pengetahuan tentang tes
sangat minim.
B. Saran
Saran
yang bisa penyusun sampaikan adalah alat atau sarana dijaga kulitasnya serta
lebih memfasilitasi mahasiswa dalam mencari sumber jika kesulitan mencari di
perpus.
BAB
IV
DAFTAR
PUSTAKA
Anonimous.
Moeslim. Tes dan Pengukuran Jilid I.
Iskandar Z. Adisapoetra. (1999). Panduan Teknis Tes & Latihan Kesegaran Jasmani Untuk Anak Sekolah.
Jakarta
Staf
Personil, Pembinaan Manusia Dan Pendidikan Hankam. (1975). Buku Petunjuk
Lapangan Dan Buku Petunjuk Tehnik Latihan Binjas Abri Untuk Satuan Lapangan
Abri. Cetakan Kedua..Jakarta: Departemen Pertahanan Keamanan.
Tim Lab Fisiologi.
(2006) Petunjuk Praktikum Fisiologi
Manusia. Yogyakarta. Laboratorium Fisiologi FIK UNY
The
Nelson Hand Reaction Test: Buku kesehatan, tes pengukuran
dan evaluasi halaman 88.
The
Nelson Foot Reaction Test: Buku kesehatan, tes pengukuran
dan evaluasi halaman 88.
www.google.com/bompa
book Johnson B.L. & Nelson J.K.
Practical Measurements for Evaluation in PE 4th Ed. 1986
Tidak ada komentar:
Posting Komentar